Jakarta – Dorongan dan dukungan terhadap Fairouz Huda untuk maju menjadi Ketua Umum PB PMII terus menggelinding. Kali ini kembali ditegaskan sebanyak enam mantan ketua Pengurus Koordinator Cabang PMII.
Keenam mantan ketua PKC PMII adalah Syahriel (mantan Ketua PKC PMII Kalimantan Barat), Opik (mantan Ketua PKC PMII Nusa Tenggara Barat), Sasongko (mantan Ketua PKC PMII Kalimantan Tengah), Yamin (mantan Ketua PKC PMII Kalimantan Selatan), Iwan Setiawan (mantan Ketua PKC PMII Jawa Barat), dan Zuyinal Laily (Mantan ketua PKC Jawa Tengah).
Mereka menilai, Fairouz adalah sosok yang layak memimpin PMII. Karena itu, mereka meminta kesediaan Fairouz untuk maju mencalonkan diri sebagai ketua umum dalam Kongres PMII yang tengah berlangsung di Jambi. Pasalnya, sampai sekarang Fairouz belum mendaftarkan dirinya dalam bursa kandidat ketua umum.
“Kami meminta cabang PMII Kota Malang mengapresiasi keinginan bersama ini sebagai spirit kebersamaan untuk menyelamatkan PMII ke depan,” kata Syahriel, yang didaulat menjadi juru bicara dukungan enam mantan ketua PKC itu, dalam keterangan tertulisnya yang diterima SantriNews, Selasa malam, 3 Juni 2014.
Baca pula Fairouz Huda Diprediksi Muncul Jadi Kandidat Alternatif
“Kami ingin mengembalikan marwah PMII sebagai organisasi pengkaderan. Visi itu terdapat pada figur Fairuz,” ujarnya menambahkan.
Ia menegaskan, Fairouz adalah figur mampu menjauhkan organisasi dari sikap-sikap pragmatis dan traksaksional. “Kami ingin menjaga tradisi politik luhur dengan memilih ketua umum yang benar-benar memiliki leadership kuat, serta memiliki kemampuan mendinamisasi organisasi di tengah stagnasi gerakan mahasiswa saat ini,” katanya.
Sebagai organisasi kemahasiswaan yang berhaluan Ahlussunnah wal Jamaah, menurut Syahriel, PMII harus dijaga marwahnya. “Karena itu, kami akan mendorong sahabat Fairouz Huda agar bersedia menjadi pemimpin kami, pemimpinnya para kader pergerakan,” harapnya.
“Kami akan berjuang semampu dan sekuat tenaga kami. Kami akan kolekan membiayai operasional pencalonan sahabat Fairus Huda agar dia bisa terpilih sebagai Ketua Umum PMII,” imbuhnya.
Menurutnya, sikap kebersamaan seperti kolekan tersebut adalah tradisi organisasi yang mulai luntur. Maka, harus ada upaya untuk mengembalikan tradisi yang luhur itu, sehingga muncul pemimpin yang sungguh-sungguh didukung seluruh kader.
“Pemimpin harus benar-benar lahir dari bawah, dari aspirasi kader, bukan titipan elite, dan tanpa embel-embel transaksi politik pragmatis,” pungkasnya. (jaz/ahay)
Berita ini telah diterbitkan oleh Santrinews.com pada 4 Juni 2014